Jangan Ditiru, Cara Mudah Mendapatkan Kepercayaan

NARONETO - Saya mengenal salah satu perkumpulan ibu-ibu warga disebuah kota besar, sejak masih berstatus sebagai mahasiswa. Saat itu sering terlibat membantu menyiapkan buku laporan pertanggung jawaban pengurus menjelang rapat anggota tahunan.

Dari sinilah sedikit banyak mengetahui dan mengikuti bagaimana perkumpulan ini berproses.

Motivasi dari anggota sangat sederhana, "Karena tiap tahun bisa rekreasi keluar kota sambil RAT," kata salah satu anggotanya. Dari tujuan yang sangat sederhana itulah, justru bisa membawa perkumpulan bertahan hingga saat ini.

Tentu, semua itu tidak lepas dari komitmen seluruh anggota terutama pengurusnya. Kini, perkumpulan ini dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah, yaitu menyiapkan kader-kader calon pengurus kedepan untuk regenerasi.

Kenapa regenerasi ini tidak mudah? Karena sebagai calon pengurus muda atau baru, kesulitan mendapat kepercayaan bahkan antar anggota itu sendiri.

Namun, tidak mudah bukan berarti tidak bisa. Untuk itu diperlukan formula bagaimana mendapatkan kepercayaan. Sedangkan kepercayaan itu sendiri bisa dibangun melalui metode ini.

Unsur kepercayaan atau sebut saja Trust terdiri dari:
Competence ditambah Integrity ditambah Intimacy dikurangi Self Interest

Yang disederhanakan menjadi rumus
T = C + I1 + I2 - SI

T atau Trust akan bernilai tinggi bisa didapatkan jika nilai kompetensi ditambah nilai integritas ditambah lagi nilai kedekatannya juga tinggi, namun perlu dikurangi kepentingan diri sendiri yang bernilai kecil. Maka, dari sinilah nilai kepercayaan anggota otomatis akan tetap tinggi.

Akan beda ceritanya, jika nilai kepentingan diri sendiri yang lebih tinggi, secara otomatis akan mengurangi nilai-nilai dari unsur yang lain (kompetensi, integritas, kedekatan) sehingga nilai total dari keperpercayaan akan mengecil. 

Semakin tinggi nilai kepentingan diri sendiri dalam perkumpulan, maka semakin menggerus nilai-nilai dari unsur lainnya, sehingga akan memperkecil nilai kepercayaan dari sesama anggota.

Sebagian besar orang belum mengetahui rumus ini. Sebagian kecilnya paham cara mendapatkan kepercayaan dengan metode ini. 

Namun, kebanyakan mereka yang paham hanya fokus ke salah satu nilai unsur saja untuk mendapatkan kepercayaan, yaitu, komponen kedekatan atau intimasi.

Kedekatan yang dibangunpun dengan cara instan, hal ini juga terkait perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang serba digital praktis. Alias pencitraan.

Seperti halnya, untuk membangun kedekatan seorang tokoh yang tidak pernah muncul tiba-tiba dalam sebuah acara mengundang pemuka agama terkenal untuk warga yang religius, mengundang artis papan atas dalam konser gratis untuk warga yang suka hiburan, mengadakan event besar dengan door prize yang fantastis untuk warga yang suka mengejar hadiah, bagi-bagi sembako lewat pasar murah untuk warga yang suka diskonan. Ya nggak apa-apa, warga juga senang.

Semua itu dipublikasikan melalui semua kanal media baik daring maupun luring. Jadilah heboh, semua kalangan dalam sekejap jadi tahu dan terasa menjadi dekat. Setelah terbangun kedekatan itulah, unsur lainnya seperti kompetensi, integritas bahkan apa kepentingan diri sendirinya tidak dihiraukan lagi.

Perumpamaan lain disekitar, ketika kita kenal dekat dengan seseorang yang bisa mengemudi kendaraan bahkan baru bisa. 

Walau tidak memiliki surat izin mengemudi, kita akan mengabaikan hal itu. Karena kedekatan, kita akan memberikan kepercayaan itu dengan mudah, tanpa perlu tahu integritas dan kepentingan pribadi seseorang.

Era sekarang, kompetensi, integritas, kepentingan pribadi itu nomor sekian setelah kita berhasil menjalin kedekatan melalui jejaring yang luas. Walau, orang lain menyebutnya "kenal orang dalam". Itulah, pentingnya membangun kedekatan.

Eh, bahkan ada juga yang menggunakan rumus ini dengan, SI (self interest) kepentingan pribadi sebagai pembagi lho, bukan sebagai pengurang dari total jumlah C+I1+I2. Jadi semakin kecil dong trust-nya?

Disinilah tantangan kita sebagai makhluk sosial

hariera.NET